“Moi, heii.. Moi..”
Mrs. Rose berseru di belakangku.
Aku menghentikan langkah dan tersenyum padanya.
“Mau kemana?
Ini sudah jam makan siang.
Ayo makan siang sama-sama,” ajak Mrs. Rose yang seperti biasa tampil modis dan rapi.
Parfumnya yang beraroma segar tercium olehku.
“Tadi aku sudah ke Ron, terus lanjut ke Angel.
Ayo makan siang Mrs. Rose, setelah ini Moi harus mengedit dan menyelesaikan laporan
untuk dipresentasikan
nanti sore.
Masih 4 jam lagi,
semoga presentasiku bisa berkenan pada Tuan Jonah.” Aku menghela napas panjang, terbayang wajah dingin Tuan Jonah di pikiranku.
Aku melewati makan siang dengan banyak bertanya pada Mrs. Rose,
“Mengapa Tuan Jonah mengubah dari hanya laporan ke presentasi Mrs. Rose ?
Sebelum bertemu Vicko,
dia hanya minta laporan,
lalu sesudah bertemu Vicko, Tuan Jonah meminta Moi untuk presentasi.”
Mrs. Rose yang sedang membersihkan mulutnya dengan tusuk gigi, menghentikan kegiatannya, dia menoleh padaku dan menjawabku sambil tersenyum,
“Mungkin ada permintaan dari Jendral Manton supaya kau presentasi Moi,
lagipula bila ada hal yang kurang nanti bisa segera
kau perbaiki,
sebelum materi laporanmu
di bawa oleh
Tuan Jonah ke ibukota.”
Tenanglah Moi,
aku mendukungmu,
dengan presentasi nantinya, bisa kuberi masukan mana yang kurang.”
Lanjutnya sambil menatap wajahku.
“Mrs. Rose mendampingi Moi kan saat presentasi?
Lalu siapa saja nanti yang mengikuti presentasi Moi, selain Tuan Jonah dan Mrs. Rose ?” tanyaku cemas.
“Mungkin Dragono, Jeffry, dokter Stephan juga.
Tenanglah Moi, kau gadis yang pandai, kau pasti bisa.
Anggaplah ini presentasi skripsimu.”
kata Mrs. Rose sambil menepuk-nepuk pundakku.
Aku menghela napas,
Jeff ?
Jeff The Hacker?
dokter Stephan?
Kepalaku terasa berat…
Dari berbagai disiplin ilmu mendengarkan presentasiku?
Apa maksud Tuan Jonah menghadirkan Jeff,
dokter Stephan dan Dragono serta Mrs. Rose hadir di presentasiku.
Apakah ingin mempermalukannya atau mengetes mentalku ?
Skripsiku saja saat diuji, menghadirkan mentor dan dosen dengan disiplin ilmu yang sama denganku, psikologi.
Bisa jadi Tuan Jonah melalui Jeff, dokter Stephan dan Mrs. Rose ingin membantai presentasiku.
Mungkin Tuan Jonah dendam saat kubanting mikrophone didepan Vicko.
Pembalasannya bertujuan memalukanku secara mental.
“Moi balik ke kamar dulu ya Mrs. Rose,
Moi harus segera menuntaskan pekerjaan Moi, supaya presentasinya bagus.
Mohon dukungannya untuk presentasi nanti sore, Mrs. Rose.”
Aku bangkit lalu merapikan nampan makanku
dan beranjak ke kamarku untuk melanjutkan pekerjaan,
walau kebingungan dan kejengkelan melanda pikiranku.
***
Sore itu aku menyiapkan diri untuk presentasi.
Aku dan Mrs. Rose beranjak dari depan kamarku.
Kurasakan langkahku seakan tidak sampai-sampai
ke ruang pengamatan, apalagi aku membawa tas berisi laptop,
terasa berat di setiap langkahku.
Aku mengikuti Mrs. Rose
ke ruang pengamatan.
Dragono sudah ada disana.
Punggungnya besar sekali dan atletis,
sampai seragam prajurit Chimera terlihat sesak di badannya.
Pria botak tinggi besar itu sedang memasang layar LCD untuk presentasiku.
Aku membuka laptopku
dan menyiapkan presentasiku,
mengetes apakah proyektor bisa berjalan dengan baik.
Semoga lancar semua.
Sesaat muncul Tuan Jonah disertai dokter Stephan,
dan terakhir si wajah culun Jeffry The Hacker.
Wah, aku agak grogi mereka pandai-pandai,
sementara aku bocah fresh graduate saja,
bahkan belum di wisuda.
Ada 5 kursi disiapkan oleh Dragono,
Tuan Jonah duduk di tengah, diapit Mrs. Rose dan dokter Stephan.
Di sebelah Mrs. Rose ialah Dragono dan disebelah dokter Stephan ialah
Jeffry, the Hacker.
Mrs. Rose memberikan isyarat untuk dimulainya presentasiku,
“Langsung saja Moi,
dimulai presentasinya.” katanya sambil duduk, sementara satu kakinya disilangkan ke kakinya yang lain.
“Selamat sore,
terimakasih atas kedatangan khususnya Tuan Jonah,
Emm…
dan juga dokter Stephan,
pak Dragono, bro Jeffry
dan tentu saja Mrs. Rose, ” ujarku agak gemetar dalam membuka presentasiku.
“Saya mulai presentasi saya, apabila ada pertanyaan dari bapak-bapak yang terhormat, mohon bersabar dulu menunggu presentasi dari saya selesai dulu.
judul presentasi saya sore hari ini ‘Kekuatan pikiran’ .” kataku sambil memunculkan slide pertama presentasi ku.
“Telepati, clairvoyant, precognition,
indigo, electrokinesis,
dan lain-lain itu semua berasal dari pikiran.
Dasar pengembangan kekuatan pikiran dimulai dari evolusi.
Manusia jaman sekarang telah berevolusi dari jutaan tahun yang lalu.
Kekuatan pikiran manusia meningkat seiring dengan volume otak manusia yang membesar.
Dari avitralopithecimes,
yang hanya mempunyai volume otak 400 cc,
itu bahkan kurang dari dua gelas air mineral yang kita minum.
Lalu otak manusia berevolusi menjadi Homo habilis,
volume otak sudah meningkat menjadi 700 cc. Berevolusi homo erectus volume otak 800 cc. Akhirnya saat ini berevolusi menjadi homo sapiens, dengan lebih dari 1.000 cc volume otaknya sampai sekitar 1400cc,
tertinggi pada masanya.
Seiring dengan meningkatnya volume otak kepandaian manusia meningkat,
namun fisiknya juga melemah.
Itulah sebabnya mengapa insan yang disini terlihat ada gangguan penyerta, seperti mudah stress, demam, hiperaktif, impulsif.”
Aku mengalihkan slideku
ke slide berikut,
tampilan suatu ledakan di jagad raya nampak di layar.
“Teori big bang.”
lanjutku sambil menunjuk dengan pointer ke layar.
“Alam semesta tercipta dari satu ledakan.
Ledakan bervibrasi dan dari sanalah tercipta eter,
udara, api, air, dan tanah.
Dari tanah,
tercipta segala mahluk hidup termasuk manusia.
Jadi kita tercipta dari asal yang sama dan saling berhubungan.
Kemarin malam Angel juga bercerita bahwa dia terlempar sampai jauh ke masa lalu,
dimana dunia tercipta,
dia melihat suatu ledakan lalu tercipta banyak hal,
dari manusia, tumbuhan, hewan dan seterusnya.
Itulah sebabnya mengapa kita bisa saling terhubung pada bintang, hewan, manusia lain, semuanya.
Ini disebabkan karena hal ini.
Semakin pandai manusia, volume otak berkembang maka proses penyatuan ini akan semakin kuat.
Manusia bisa bertelepati,
bisa kembali ke masa lalu, precognition, indigo, semuanya dikarenakan unsur-unsur alam semesta ada di hadapan kita dan terekam turun temurun dalam DNA kita dengan alami, jauh saat alam semesta terjadi.
Dan sekarang dengan volume otak yang meningkat membuat fenomena metafisika semakin banyak di miliki oleh Insan-insan yang berbakat maupun insan yang mau menggali potensi dirinya.”
“Tunggu dulu bocah,
aku memang paling bodoh diantara kalian dari tingkat pendidikannya,
ada baiknya sedikit wawasan dari…
mungkin dokter Stephan atau Mrs. Rose atau Jeffry yang logika matematikanya bagus untuk menanggapi presentasimu sebelum lebih memusingkan,
mari dokter Stephan,
Mrs. Rose, Jeffry silahkan menilai.”
suara Dragono berbicara menyela presentasiku.
“Aku rasa,
Moira ini terlalu mudah menyimpulkan,
dengan berkata insan disini mudah stress, demam, hiperaktif, dan impulsif
ada baiknya keilmuan itu tidak boleh subyektif.
Moira sebagai sarjana psikologi tidak boleh subyektif dalam menilai sesuatu.
Apalagi memasukkan opini dari Curly sebagai data penunjang.
Harus berdasar fakta dan data, Moira.”
dokter Stephan menanggapi.
“Ehm, ee..begini Moi,”
sela Jeff sambil berdehem meminta perhatian kami.
“Aku harap presentasimu juga mengolah data,
jangan hanya seperti ini,
ini mentah,
dan mengandung banyak opini,
kau dulu ada mata kuliah statistik kan?
Dari data kualitatif ubahlah ke kuantitatif,
jadi tidak terlalu bias,
paham kan ?”
ujar Jeff dengan gaya sok tahunya,
wajahnya mendongak tetapi tubuhnya kulihat justru agak melorot dari kursi.
Aku terkesiap,
rencanaku memang memperpanjang presentasiku selama mungkin,
supaya mereka kelelahan, pusing dan tidak sempat bertanya.
Namun tiba-tiba Dragono,
si kingkong gundul mencoba membuyarkan rencanaku.
Dragono memprovokasi presentasiku.
Kulihat tuan Jonah tidak bereaksi,
wajahnya tetap datar tetapi kepalanya agak menunduk,
seolah tidak peduli dengan presentasiku.
Aku gamang,
tanganku yang memegang pointer terasa mengambang, pikiranku seolah hilang,
aku belum siap merespon pembantaian dari mereka.
“Bapak-bapak yang terhormat,
sudah dijelaskan dari awal semua pertanyaan harap diajukan di akhir presentasi,
biarlah Moira melanjutkan presentasinya.”
Mrs. Rose membuka suara, sambil wajahnya menoleh ke satu persatu hadirin.
“Ini bukan pertanyaan
Mrs. Rose ini pernyataan,
harap dibedakan tentang hal seperti itu.”
tukas Jeff tidak mau kalah.
“Maaf bapak-bapak yang terhormat,
saya sangat menghargai kritik dan sarannya, terimakasih dokter Stephan, maaf ini juga masih subyektif.
Dan lain kali permintaan yang bagus dari Jeff saya coba sertakan,
tetapi karena keterbatasan waktu dan juga sample responden juga tidak memungkinkan,
ijinkan saya melanjutkan presentasi bolehkan?
Ini masih banyak materinya.” aku seolah mendapat kesempatan untuk bisa mengolah kata-kata dan berkelit,
saat Mrs. Rose menengahi.
“Bocah,
kau sudah dengarkan mereka bicara tentang presentasimu,
kau terlalu subyektif,
tidak pakai data dan fakta bahkan opini orang labil seperti Angel kau gunakan untuk presentasimu.”
sela Dragono seperti mengejar tanggung jawabku.
“Pak Dragono,
tugas Moi untuk mengkoleksi data para insan disini,
ini memang baru berupa sesi tanya jawab dengan mereka, mengamati perilaku mereka.
Ini metode assesmen mengumpulkan data sebanyak mungkin selain mengetes mereka dengan tes yang sudah diberikan dari tim di atas Moi.
Jika soal subyektif tentang Angel,
bukankah pak Iskandar yang dari kepolisian
dan kolega tuan Jonah yang lain, mereka dari militer, mereka juga percayakan atas petunjuk dari Angel?”
aku mengajukan argumenku.
Dragono terdiam,
argumenku membungkamnya.
“Tuh kan masak orang berbakat dengan kemampuan metafisikanya mau dikumpulkan banyak supaya terkumpul responden lalu diolah jadi data.
Tidak cukup waktu dan responden bagi Moi, Jeff.” jelas Mrs. Rose,
ribut sendiri dengan Jeff.
“Tapi tidak bisa subyektif Moi, kau ini belum di wisuda, nanti kuminta Tuan Jonah mencolek relasinya
supaya kau dibatalkan skripsimu,
atau ku hack dan kuobrak-abrik data akademikmu.”
tukas Jeff tidak mau kalah.
Aku terkesiap,
Jeff ini kurang ajar sekali ingin mencelakaiku,
“Jeff, seharusnya kamu berpikir jangan terlampau logis,
ada kemampuan yang tidak logis yang harus kau pelajari dengan hati.
Kalau kamu bisa mengembangkan kemampuan itu,
kamu bisa mendapatkan hal diluar perhitungan matematis.”
“Apalagi yang kau ragu Moi,
semua yang ada di dunia dapat dihitung dengan matematika.
Kau bisa beli rumah kapan dengan gajimu sekarang.
Jarak planet,
jumlah molekul di cincinmu, belum lagi…”
“Diam kau Jeff,
biarlah bocah ini melanjutkan presentasinya.
Waktuku juga terbatas untuk melaporkan pertanggungjawabanku bulan ini.”
tiba-tiba Tuan Jonah bersuara cukup keras.
“Oke…
Okelah lanjut…
tapi kalau tidak bermutu,
aku mau merampungkan pekerjaanku juga,
banyak yang kutinggal,
demi presentasi bocah magang ini.”
kata Jeff sambil duduk lebih tegak.
Bocah magang?
Ah, abaikan omongan Jeff saja, aku harus focus ke presentasi pikirku.
“Saya lanjutkan presentasinya,
pada kesimpulannya otak manusia yang sudah berkembang menurut hukum evolusi, membuat manusia semakin pandai.
Apapun tercipta dari pikiran.
Vision atau pandangan jauh ke depan, membuat manusia merancang kebutuhan di masa depan.
Imajinasi membuat terobosan dari keterbatasan manusia.
Kreatifitas mengembangkan kemampuan manusia.
Sakit penyakit non patologis, seperti terganggu kejiwaan tercipta dari pikiran…
nah ini juga masuk ranah dari Mrs. Rose yang psikiater, benar ya Mrs. Rose?” Aku meminta dukungan dari Mrs. Rose.
“Emm, ya Moi.
Stressor dan gangguan hormonal bisa membuat seseorang terganggu jiwanya.” jelas Mrs. Rose mendukungku.
“Dan juga karena pikiran bisa tercetus penyakit, benar tidak dokter Stephan?”
aku memberikan umpan balik ke dokter Stephan.
“Ya Moi, sakit jantung selain diakibatkan oleh pola hidup yang salah, bisa juga bakteri dari gigi yang tidak terkontrol.Juga bisa karena pola hidup yang salah.
Ada juga karena stress, ketakutan sehingga terjadi peningkatan tekanan darah , ketidakseimbangan hormonal, meningkatkan adrenalin dan kortisol, sehingga menyebabkan jantung iskemik.” dokter Stephan ikut menimpali.
“Terimakasih Mrs. Rose dan dokter Stephan.
intinya dari kekuatan pikiran tubuh bisa sehat, bisa sakit, bisa melampaui kekuatan fisik,
bisa pandai,
tergantung bagaimana kita menggunakannya, memanipulasinya sehingga pikiran bisa berkembang.” tuturku mulai menguasai suasana presentasi.
Tujuanku melempar umpan balik,
supaya mengurangi grogiku, mendapat jeda untuk berpikir dan membuatku mendapat dukungan dari dokter Stephan dan Mrs. Rose.
Ternyata berhasil!
“Untuk berikutnya tentang para insan yang ada disini,
hasil presentasi ini sudah disepakati bersama, beberapa insan di sini telah
tanda tangan dengan sadar sebelumnya,
ada tes psikologi yang dikerjakan untuk kepentingan intern dan kepentingan negara tentu saja.
Hasil presentasi ini nantinya saya laporkan ke atasan saya disini yaitu
Tuan Jonah.”
kataku sambil melihat ke arah Tuan Jonah.
Mata Tuan Jonah tetap dingin menatapku.
Lalu aku melanjutkan presentasiku mulai dari Jeff fenomena telepati Henry, indigonya Ron,
kemampuan menjelajah waktu Risty dan Angel,
elektrokinesisnya Rado,
psikokinetiknya Mrs. Rose,
fakir Leman dan kompleksitas Vicko.
“Untuk Jeff dari sudut pandang saya,
dia insan yang baik,
IQ diatas rata-rata normal, bright normal,
dia tekun dan fokus pada tujuan.
Dia menyukai tantangan, berani mengambil resiko.”
Jeff tampak terhenyak
lalu tersenyum tipis saat kupresentasikan tentang dirinya.
“Pendapat saya pribadi, seharusnya Jeff segera dibebaskan dari tempat ini, negara bisa memanfaatkan keahliannya untuk melindungi keamanan negara dari hacker jahat.”
“Ah,
bagiku sama saja Moi,
aku ada dimana,
asal ada uang dan komputer aku bersedia ditempatkan dimana saja.”
ujar Jeff sambil tetap tersenyum,
matanya berbinar senang.
“Henry,
dengan keahlian telepati,
dia memanfaatkan kekuatan pikirannya,
keyakinan dalam dirinya di fokuskan untuk di transfer ke insan yang dituju.
Dia memakai jalur gelombang otak yang diselaraskan dengan tujuannya,
mirip dengan radio ada transistor ada receiver.
Kemampuan telepatinya dimulai dengan berkomunikasi antar anggota keluarga,
lalu meningkat terus,
sampai terakhir dia mengontak saya waktu pertama kali mengunjungi selnya.”
“Kau masih dikontak Henry bocah, atau kalian saling kontak lewat telepati ?”
tiba-tiba Tuan Jonah bertanya kepadaku.
“Oh, tidak Tuan Jonah,
saat pertama kali Henry mengontak Moi dengan telepati.
Sehabis itu Moi agak pusing,
mungkin berkomunikasi dengan telepati membuat mudah capek ya,
coba besok hari Moi mau belajar dengan Henry tentang telepati ini.” sanggahku menutupi kemampuanku tentang telepati dengan Henry.
“Okay, kita lanjut ya, sekarang tentang…
Indigonya Ron,
indigo itu suatu bakat,
jadi Ronald telah terlahir sebagai indigo.
Menurut teori cakra,
ada tujuh cakra di tubuh manusia.
Dimulai dari bawah ada cakra berwarna
merah, orange, kuning, hijau, biru , nila dan terakhir ungu.
Cakra merah letaknya di pangkal tulang ekor,
naik sekitar satu telapak tangan berwarna oranye naik lagi setelapak tangan dan seterusnya,
berakhir di ubun-ubun berwarna ungu.
Warna adalah spektrum cahaya yang bias dan punya energi.
Dunia ini juga mempunyai warna.
Saat ini warnanya hijau,
dan akan beralih ke warna selanjutnya yaitu biru.
Itulah sebabnya generasi indigo mulai bermunculan atau lahir,
merekalah generasi masa depan untuk menjawab tantangan masa depan.”
“Bukan main,
hebat bocah…
ini sejenis literatur psikologi atau jurnal psikologi?”
tanya Dragono menyela presentasiku lagi.
“Ini Moi dapat dari internet pak Dragono,
teori yang paling bisa menjawab saat ini.
Dimana indigo di psikologi sebagai Gifted atau karunia.
Para ahli juga belum bisa menyimpulkan mengapa di era sekarang insan indigo mulai bermunculan lahir di seluruh dunia.”
“Yeay, lihat subyektif lagi…
ambil data dari internet,
duh bocah
kalau caranya seperti ini, mengapa harus dengarkan presentasimu,
buang waktu saja.
Ayo semua browsing Google, habis perkara.”
Dragono nampak tidak suka dengan presentasiku.
“Metode penelitian butuh dana dan waktu juga responden yang cukup
pak Dragono,
lagipula Moi bukan peneliti masih jauh untuk jadi peneliti yang valid.”
aku harus bersabar menghadapi sanggahan Dragono,
daripada memancing yang lain ikut berkomentar.
“Okay Moi lanjutkan lagi ke Risty dan Angel,
karena keterbatasan waktu juga kurangnya interaksi terutama dengan Risty,
yang tengah sakit keras…
Maka saya fokus ke Angel dulu,
kemampuan menyeberangi waktu Angel ke masa lalu karena bakat,
dia bisa balik ke masa lalu melalui indera baik peraba, penciuman, penglihatan
bisa menghantarnya ke masa lalu.
Menurut Angel kemampuan tersebut timbul karena timing yang tepat di tambah penunjang yang ada dan dirasakannya.
Seperti yang sudah Moi presentasikan di depan, bahwa aliran darah kita entah DNA kita itu membawa warisan dari entah leluhur atau siapapun itu yang sudah lebih dulu hidup dan merasakan kejadian di masa lalu.
Itulah sebabnya Angel bisa kembali ke masa lalu.”
“Lalu ke Rado,
fenomena elektrokinesis Rado biasanya terjadi karena stressor.
Banyak kasus di berbagai belahan dunia,
seseorang terpicu mengeluarkan listrik karena mengalami stress baik akut maupun kronis.
Beberapa terpicu karena beda suhu yang extrem, misal dari negara tropis ke negara yang bersalju,
tubuh beradaptasi dengan mengubah metabolismenya, salah satunya manifestasi listrik dapat timbul.”
“Lanjut ke Mrs. Rose, seorang telekinesis,
dia sanggup melontarkan benda dengan kekuatan pikirannya,
pikiran bawah sadarnya kuat membuat benda dapat terlontar.
Kemarin Moi diajari Mrs. Rose dan berhasil menggerakkan benda yang ringan.”
“Hebat juga kau Moi,
bisa menggerakkan benda.” Jeff berkomentar memujiku.
“Nah, inilah yang tidak bisa dijelaskan dengan perhitungan matematis Jeff, kekuatan pikiran.
Kalau kau terlalu logis,
maka pikiranmu akan terbelenggu di situ.”
jawabku sambil membalas argumennya tadi.
Jeff terdiam,
dia terlihat merenungkan pernyataanku.
“Untuk kasus Leman,
Moi belum bisa menggali lebih dalam karena keterbatasan waktu,
namun dari kondisi trance membuat Leman melampaui keteraturan yang di buat pola pikir kita,
semacam habit atau kebiasaan yang umum.
Misal manusia membuat pengaturan makan 3x sehari maka pada jam-jam tertentu akan muncul rasa lapar.
Leman yang kehilangan orientasi waktu
membuat dirinya tidak mengetahui kapan dia harus makan,
karena tubuhnya tidak menyiapkan asam lambung yang menandai rasa laparnya.” paparku tentang kondisi Leman si fakir.
“Untuk Vicko,
karena dia seorang yang psikopat maka seharusnya dia di rehabilitasi bukan
di tahan dan diadu disini.
Kombinasi penanganan antara psikolog dan psikiater dibutuhkan untuk menanganinya,
bukannya malah di pacu sifat agresifnya
yang membuat dia menyerang orang
dan menambah parah psikopatnya.”
paparku tentang Vicko,
kututupi kenormalan Vicko supaya apa rencana Vicko dalam mengubah hasil tesnya tidak terdeteksi oleh Tuan Jonah.
“Mimpi bocah!
Mimpi!
Vicko mendapatkan kehormatan besar disini!
Seharusnya sejak dulu dia mati karena dihukum mati!
Ingat dia adalah orang yang statusnya sudah tewas,
dan tidak punya identitas lagi!
Apalagi dua pertarungan lagi dia bisa bebas bila menang, dia sudah disiapkan punya identitas baru dan bisa pergi dari sini sebagai orang yang beridentitas baru.”
tukas Dragono garang, matanya melotot marah kepadaku.
“Itu pernyataan obyektif dariku pak Dragono,
sesuai keilmuanku.
Orang yang punya gangguan, hambatan, dinyatakan penyimpangan dalam jiwanya sudah sepatutnya di rehabilitasi, di rawat.
Bukan malah dibuat lebih parah kondisinya,
demikian juga dengan Angel, Ronald, Risty mereka tidak layak disini.
Bukankah demikian dokter Stephan dan Mrs. Rose ?” pungkasku menyuarakan pendapat yang sesuai nuraniku, sambil meminta dukungan kepada dokter Stephan dan Mrs. Rose yang psikiater.
Suasana hening, baik dokter Stephan maupun Mrs. Rose dalam pose gamang, seolah tidak mendengar umpan balik dariku.
Dokter Stephan nampak menunduk sambil menulis di sehelai kertas,
sementara pandangan mata Mrs. Rose datar
sambil tangannya menopang dagu.
“Okay, sudah selesai presentasi saya,
saya ucapkan banyak terimakasih kepada semua yang hadir disini.”
kataku sambil menutup presentasi.
Ah, semoga tidak ada pertanyaan atau pernyataan yang aneh-aneh lagi dari yang hadir.
“Bagaimana tanggapan anda tuan Jonah ?”
Kata Dragono sambil tangannya seolah mempersilakan Tuan Jonah berbicara.
Aku berdebar-debar menunggu jawaban Tuan Jonah di terima tidak presentasiku ?
Ataukah Tuan Jonah bertindak diluar dugaanku?
“Ya sudah.” jawab Tuan Jonah singkat.
“Ya ..sudah?” kata Mrs. Rose dan Dragono bersamaan, mereka terkejut sambil wajah mereka berpaling ke arah Tuan Jonah.
Semua yang hadir juga membelalakan mata ke arah Tuan Jonah.
“Iya, aku sudah cukup dengan presentasi bocah ini, sudahlah berikan file kita kepadanya.”
kata Tuan Jonah dengan dingin sambil memberikan isyarat ke Dragono.
Reaksi Tuan Jonah sangat berbeda dengan yang kutakutkan,
tetapi semua yang hadir tidak ada yang berani membantahnya.
Dragono beringsut pelan mengambil flash disk dari kantong sabuknya.
Aku masih keheranan sekaligus juga lega,
bahwa presentasiku diterima oleh Tuan Jonah,
telah kubayangkan yang buruk, bahwa presentasiku ditolak dan aku mungkin ditembak atau dibuang ke laut oleh Tuan Jonah.
“Untuk dokter Stephan
dan Jeff kalian boleh melanjutkan pekerjaan kalian.” kata tuan Jonah sambil tetap duduk.
Dokter Stephan dan Jeffry melangkah keluar dari ruangan tanpa banyak bicara
lagi.
“Sekarang kau ganti presentasikan Rose.” kata Tuan Jonah mengagetkanku.
“Oke , Tuan Jonah,
saya siapkan dulu,
ini saya nebeng laptopnya ya Moi.”
kata Mrs. Rose sambil menancapkan flashdisk dan menoleh ke layar mencari sinyal data koneksinya.
“Aku mulai ya, Moi.
Jadi, sejarah mengapa Chimera Project ada adalah di dasari keinginan petinggi kita untuk membentuk militer negara yang kuat.
Selama ini militer yang kita miliki sudah cukup baik, terampil serta terlatih. Namun alangkah baiknya andai kita bisa memiliki militer yang lebih dari manusia biasa.
Lebih cekatan bertarung.Lebih kuat.
Lebih pintar.
Lebih sehat.
Lebih memiliki daya tahan di medan perang.
Lebih bisa membaca medan perang dan musuh.
Serta kelebihan-kelebihan lain yang tujuannya bukan saja meminimalkan korban manusia selama perang dalam tubuh militer kita, namun kita juga akan disegani oleh negara-negara sekutu dan lawan-lawan kita.”
Klik!
Gambar LCD menampilkan sebaris prajurit, nampaknya gambar prajurit tersebut dari foto yang kuno,
mereka pendek, gempal membawa beban yang banyak di ranselnya,
belum lagi di tangannya ada ,.
“Negara kuat karena militernya yang kuat. Pengalaman di berbagai peperangan menunjukkan kualitas prajurit menentukan kemenangan dalam peperangan.
Prajurit Gurkha pada perang dunia kedua misalnya,
mereka bisa menjadi prajurit handal walaupun postur tubuh mereka memang kecil, mereka sangat hebat dalam berperang.
Semangat mereka bertempur dan daya tahan fisiknya luar biasa, Moi.”
“Selain pertempuran,
yang tak kalah penting ialah aspek kemandirian seorang prajurit dalam menghadapi trauma serta stress.
Contohnya prajurit yang bertempur sendirian,
atau prajurit yang terluka, mencoba untuk tetap survive bertahan hidup.
Belum lagi kemampuan prajurit dalam menahan lapar.
Sanggup bertahan dalam cuaca panas dingin, membawa beban berat senjata.
Dan setelah semua kami pelajari, intinya adalah kekuatan pikiran.
Dari pikiran,
bisa terjadi hal-hal di luar jangkauan manusia karena pemrograman pikiran.
Fenomena orang ketakutan di kejar anjing contohnya, mendadak ia bisa melompat tinggi,
padahal saat keadaan normal tak mampu melompat setinggi itu.”
Suara Mrs. Rose terasa mengambang di awang-awang.
Mungkin presentasiku membuat pikiranku capek, sehingga kurang konsentrasi.
Aku lega sekali Tuan Jonah menerima presentasiku tanpa syarat,
dan Mrs. Rose mendukungku meredam omongan Jeff.
Pikiranku melayang kepada sang presenter,
Mrs. Rose.
Andai wanita presentasi tidak di tempat yang menyeramkan seperti disini,
andaikan misalnya ia adalah seorang dosen.
Aku bisa membayangkan kelas yang hangat dan akrab. Dengan kecantikannya dan juga kepandaiannya,
Mrs. Rose akan menjadi sosok yang menarik dan sekaligus berwibawa.
Mrs. Rose akan dilirik dengan penuh minat oleh rekan-rekan dosennya yang single,
dan mahasiswa akan berebutan bertanya atau konsultasi dengannya sekedar ingin mendapat perhatian dari Mrs. Rose. Hal apakah gerangan yang membuat wanita berkualitas seperti Mrs. Rose terperangkap disini?
Di tempat yang bisa jadi tidak memiliki masa depan apapun ini?
“Moi, helloo…
Moi..jelas ya.”
tegur Mrs. Rose.
Aku mengerjap
dan tergagap,
“Eh, ya, ya,
jelas Mrs. Rose.
Maaf, silakan dilanjutkan.”
Klik!
Gambar berubah lagi.
Tampilan gambar otak manusia beserta fungsi-fungsinya.
Aku melirik Dragono.
Pria itu tak sedikitpun mendengarkan presentasi panjang lebar Mrs. Rose. Pria itu sibuk mencoret-coret di buku yang tampilannya seperti agenda.
“Sekarang saatnya kekuatan pikiran kita gali lebih dalam untuk mengoptimalkan kehebatan manusia, Moi.”
Aku tersentak kala namaku disebut.
“Oke cukup,
ini pengantar presentasi tentang isi flash disk tentang perkembangan dan penelitian yang sudah dicapai selama ini disini dari tim Chimera.
Ini rahasia negara,
kita serahkan kepadamu,
pelajari untuk kau kembangkan dan berguna untuk mempermudah pekerjaanmu.
Dengan diserahkannya data ini diharapkan kau bisa menggali lebih dalam dan juga mempercepat kerjamu, ada pertanyaan Moi?”
“Eee…aku jadi kepingin bisa terbang a la Leman.
Bisa telepati seperti Henry.
Ingin juga bisa mengeluarkan listrik seperti Rado,
bisa menjadi indigo seperti Ronald.
Menjelajah waktu seperti Risty dan Angel.
Semua hal yang fenomenal hanya menjadi bahasan sekilas di fakultasku.
Dan saat ini Moi beruntung bisa melihat wujud nyata kemampuan mereka di pulau ini, Mrs. Rose.”
“Rose pastikan flash disk jangan hilang di tangannya, kalau sampai hilang, nyawanya juga hilang.”
kata Tuan Jonah sambil berdiri dan menunjuk ke wajahku.
Aku terkesiap,
sesudah presentasiku diterimanya,
Tuan Jonah tetap garang kepadaku.
“Iya Tuan Jonah,
Moi akan pertanggungjawabkan
data ini.”
jawabku perlahan.
“Kalungkan saja di lehermu bocah, jadi kemanapun kau pergi terbawa kau.”
kata Dragono sambil mengalungkan tali panjang yang terhubung dengan flashdisk ke leherku.
Aku terdiam saat lengan Dragono yang sebesar kepalaku mengalungkan flashdisk ke leherku,
seolah anjing yang dipasang kalung leher oleh pria raksasa ini.
Sesaat kemudian
Tuan Jonah diikuti Dragono meninggalkan ruang pemeriksaan,
tinggal aku dan Mrs. Rose yang ada di ruang pemeriksaan.
“Mrs. Rose dalam rangka apa Tuan Jonah balik ibukota?”
“Dia cuti 3 bulanan.
Jadi agak lama,
selama 3 hari.
Dia juga kesana untuk melaporkan secara lisan dan semua report kepada Jenderal Manton.”
“Jenderal Manton, ayah Ariesty ya.”
“Dia penanggung jawab paling tinggi di pulau ini.Semua laporan apapun, termasuk laporan keuangan, semua disampaikan kepadanya.
Beliau juga yang mengatur pendanaan atas kelangsungan proyek Chimera ini.
Dia Jendral Angkatan Darat.
Istrinya berpangkat Mayor Jendral Angkatan Udara bernama Emba Kilara.
Suatu saat kau pasti bertemu dengan mereka, biasanya dalam dua minggu mereka menjenguk pulau ini.
Menjenguk Risty.”
tambah Mrs. Rose.
Aku menghembuskan napasku,
“Oh, pantas.
Risty layak sangat istimewa di sini.
Ada suster Rheina dan dokter Stephan.
Ranjangnya bagus,
peralatan medisnya juga lengkap.”
“Kondisi Ristylah yang mengusik Jendral Manton untuk membuat Chimera Project ini,” ujar Mrs. Rose.
“Oh, berarti selain untuk kepentingan negara.Ternyata sebagai wujud cinta ayah kepada anak ya,” ujarku bergumam.
“Orang tua Risty pasti kaya sekali, ya,” ucapku tanpa berpikir.
“Hmm…
Sebagai seorang Jendral, Jenderal Manton memiliki kewenangan yang cukup untuk menggunakan anggaran dana dari pemerintah.
Apapun masih bisa diatur, tarik ulurlah dinegeri ini.”
“Jendral Manton sendiri akan pensiun dini tahun depan. Akibatnya selain pergantian kepemimpinan di tubuh militer kita tahun ini,
maka semua kucuran dana atas proyek rahasia di tempat ini akan di hentikan.”
“Bila pihak kita,
pihak Chimera bisa meyakinkan Jendral pengganti Jendral Manton akan pentingnya kelangsungan aktivitas disini, untuk kepentingan bangsa dan negara.
Moi yakin, aliran dana pemerintah atas tempat ini tidak akan dihentikan,
asal bukan untuk kepentingan pribadi.”
Uups…
Omonganku kebablasan menyindir Tuan Jonah.
Mrs. Rose menarik napasnya dalam-dalam,
lalu tersenyum
“Moi,
sebegitu lugunya kamu ini,
di negeri kita saat ini,
terlalu mudah untuk menyalahgunakan jabatan demi kepentingan pribadi,
di samping itu saling incar jabatan,
menjadi tujuan seseorang untuk menghalalkan segala cara.
Jendral Manton sebentar lagi sudah pensiun,
tetap harus menjaga
nama baiknya dan dapat pensiun secara terhormat,
tanpa skandal apapun.
Ah, aku terlalu banyak cerita.
Intinya ayo kita kerja saja, jangan ikut-ikutan urusan petinggi.
Itu di luar wewenangku.
Kita semua disini hanya mengikuti intruksi dari
Tuan Jonah.”
“Ayo kita keluar Moi,” Mrs. Rose.
Aku mengambil laptopku dan berjalan keluar dari ruang pemeriksaan, mengikuti langkah Mrs. Rose.
Aku meraba flash disk di kalungku.
Haruskah benda ini menggantung di leherku selamanya?
Aku kurang suka.
Tali flash disk berbahan nilon tipis bisa bikin gatal bila menggantung terus.
Aduuh,
mungkin perlu di ganti tali bila sudah kotor dan bikin gatal di leherku.
Setelah makan malam aku kembali ke kamarku.
Kumanfaatkan kesendirianku untuk membuka data dari flashdisk tersebut.
Saat membuka dan masuk ke isi dari flashdisk tersebut, ternyata banyak sekali wawasan dan perkembangan ilmu yang kudapat, aku merasa sedikit sekali ilmuku.
Sekitar satu jam kemudian, aku menutup laptopku,
walau badanku capek
tetapi pikiranku bergelora antusias,
isi flashdisk itu telah membangkitkan rasa ingin tahuku,
tetapi perlu waktu untuk mencernanya, karena isinya sangat terstruktur dan rumit.
Aku kembali teringat kejadian siang tadi,
di saat presentasiku
di guncang argumen oleh dokter Stephan, Jeff dan Dragono.
Dokter Stephan…
Aku berpikir,
besok aku harus mendekati dokter Stephan,
mengapa seorang yang idealis seperti dia bisa ada di pulau Chimera dan kelihatannya kerasan?
Mengapa dia tidak nampak saat ada duel di The Arena ?
Mengapa ada korban jiwa dia tidak berusaha menyelamatkan atau merawatnya ?
Pikiranku menjadi terombang-ambing, banyaknya insan di sini dan kekacauan yang timbul laksana puzzle berserakan dan harus ditata untuk mendapatkan kejelasannya.
Ah, ada baiknya kukontak Henry sekarang.
Aku mencoba memanggil, “Henry,
Henry..
Hallo Henry.
Bisa mendengarku kah? Yuhuu, Henry,
Halloo..”
Suara Henry masuk ke kepalaku dengan nada terkejut,
“Lho, Moi, ini sudah tengah malam,
masih belum tidur?”
“Hehehe…iya ini aku.
Masa sih kamu tidak mengenali suaraku yang merdu bak buluh perindu begini?”
Suara Henry terdengar bersemangat ,
“Iya maaf,
kukira orang gila yang sedang merencanakan kehancuran tempat ini.”
“Kan aku anak ajaib.
Tanpa bimbinganmu lagi sekarang aku bisa kontak telepati denganmu.” pancingku mengejeknya.
“Puh, sombongnya.” tukas Henry seolah-olah gemas kepadaku.
“Iya..ya… aku senang kamu bisa telepati begini.
Biasanya kan aku terus yang duluan menghubungi kamu.
Dengan begini kita bisa saling tukar informasi kapanpun.
Aku juga ingin suatu saat kau bisa mendengarkan telepati yang sedang membangun konspirasi jahat disini.” lanjut Henry mulai membuatku tegang.
“Besok aku mau ketemu kamu, dan daripada tidak bisa tidur malam ini,
aku ingin bertanya apa yang kamu ketahui tentang Jenderal Manton,
ayah Risty, Henry?” tanyaku.
Beberapa detik berlalu tanpa suara.
Setelah itu terdengar Henry menjawab,
“Jenderal Manton ini dekat dengan para pengusaha.
Dan karena aku terlibat dalam transfer uang dari
Mr. Mc Pherson kenalan Jendral Manton,
aku diamankan di sini tanpa kejelasan.
Jendral Manton bisa mengexploitasi kemampuanku,
Mr. Mc Pherson kehilangan jejakku.
Ini juga keuntungan buatku, bila aku masih diluar,
aku bisa terbunuh oleh kaki tangan Mr. Mc Pherson.”
“Lalu apa yang kamu ketahui tentang Risty ini, Hen?”
tanyaku menyelidik.
“Aku tidak pernah bertemu langsung dengan anak aneh dari Jendral Manton itu. Kudengar dia sangat hebat dalam melintasi waktu ke masa depan.
Namanya aku tahu dari penjaga-penjaga disini. Kamu tahu kan,
selku ini terisolir di belakang. Aku ditempatkan di area yang sama dengan Vicko, Rado dan Leman.
Seolah perangaiku sama dengan mereka.
Padahal aku ini kan manis dan selalu bersikap baik, sangat jauh berbeda dengan dua orang tetangga sel ku itu.”
Aku tersenyum,
walau kurasakan getir di hatiku.
Ini adalah kedua kalinya Henry memprotes dirinya di tempatkan di sel yang satu area dengan Vicko.
“Iya Hen, aku pernah lihat menyaksikannya.
Risty bisa mengetahui masa depan,
hanya saja ia selalu menguraikannya dengan simbol dan gambar-gambar yang harus dicari artinya lagi. Ia tak pernah langsung mengatakan seperti apa masa depan yang dilihatnya, takutnya mendahului takdir, dan bisa memperpendek umurnya.”
“Memperpendek umur?Apa hubungannya dengan takdir?
Tahayul itu Moi, tidak ada relevansinya.”
sanggah Henry.
“Wah, mana kutahu Hen.
Mungkin aturan atau etika menyeberangi waktu seperti itu.Siapa tahu?
Kulihat, Risty kurus juga lemah,
seluruh tubuhnya penuh dengan kabel dan alat medis, kasihan sekali dia, Hen. Setiap diminta lari ke masa depan untuk melihat pemecahan kasus-kasus pembunuhan oleh tentara juga Tuan Jonah,
ia menjadi lemas dan tak bertenaga.
Energinya habis, Hen.”
“Aku bisa mengerti.Kemampuan seperti itu tentu menguras banyak energi.Telepati juga menguras energi kita.
Aku kan pernah bilang begitu ke kamu kan?” tanya Henry.
“Benar deh.
Perasaan aku sekarang jadi lapar lagi, Hen.
Energiku terkuras nih, sepuluh menit kita sudahi ya.” jawabku.
“Sementara menunggu waktu makan pagi,
kamu bisa gigit-gigit bantal dulu, Moi.” suara Henry memancing ketawaku.
“Tidak mau ah.
Lebih sip kalo gigit ranjangnya aja.
Lebih besar, lebih mantap.Pasti kenyang.”
Aku membalas gurauannya.
“Besok kita ketemuan ya, Moi.
Tetapi ingat, jangan ada satupun orang lain yang tahu kemampuanmu tentang telepati ini,
nanti bisa-bisa kamu dimasukin sel juga,
oleh Dragono.”
“Kalau satu selnya sama kamu, aku tidak keberatan.” ejekku.
“Aku yang keberatan.”
sahut Henry.
“Loh, kenapa?” tanyaku heran.
“Jatah makananku bisa direbut sama kamu, Moi.Nanti aku yang kelaparan.
Ladies first, man suffer.” balas Henry.
Aku kembali tersenyum, walau Henry ada di penjara dia masih bisa berkelakar.
“Ok Moi, tidurlah,
aku mau berjaga setengah jam lagi,
aku rasa malam ini ada lintas telepati yang bisa kudengar.
Aku ingin tahu bakal ada kejadian apa, mau apa,
dan siapa saja yang terlibat di sini.
Selamat malam ya.”Henry mengakhiri percakapan telepati malam ini.
“Selamat malam, Hen.
Besok kau kukunjungi.”
balasku berpamitan.
Ah benar, terasa badanku capek sekarang sehabis bertelepati.
Aku harus segera tidur, supaya besok tidak kesiangan.
Sesaat kemudian aku merasa diriku teringat kampusku,
bayangan akan meja, kursi kuliah, papan tulisnya seolah berkelebat di antara kantukku,
aku menikmati proses tidurku yang nyaman menuju terlelap.
Tiba-tiba terdengar suara teriakan walaupun terdengar jauh di belakang,
namun kudengar langkah-langkah seolah berjalan menuju pusat suara.
Aku terbangun,
itu suara Henry!
Aku melompat dari ranjangku,
memakai piyama tidurku
aku membuka pintu,
terlihat sekilas Mrs. Rose dan dokter Stephan bergegas ke arah ruang belakang dimana Henry masih berteriak-teriak
“Keluarkan aku!
Keluarkan aku dari sini !”
Aku mengikuti langkah mereka dari belakang setengah berlari,
jantungku terasa berdebar kencang,
apa yang terjadi dengan Henry?
GLOSSARY
Jantung Iskemik = adalah kondisi penyempitan pembuluh darah arteri jantung yang disebut pembuluh darah koroner.