Chapter 23 Persiapan Pertarungan Final

Aku membuka pintu kamarku, 

“Oh, Moi … Moi terpeleset kok Mrs. Rose, mengantuk jalan ke kamar mandi terus jatuh.”

Wajah Mrs. Rose mengernyit, dia memakai kaos katun bergambar panda, dan celana pendek, matanya setengah terbuka menatapku.”Aduh Moi, selama disini kau suka jatuh, teriak-teriak di malam hari, memang kebiasaanmu di rumah begitu ya?”

“Moi sudah mengantuk Mrs. Rose, mungkin perlu Moi sikat lantainya karena berjamur, tapi nggak apa-apa kok.”

“Besok saja saya suruh pak No sikat kamar mandi dan bersihkan kamarmu, cucianmu bereskan semua, supaya tidak ada dalemanmu di kamar mandi, nanti terkenalnya jadi Miss jorok.”  goda Mrs. Rose kepadaku.

“Iih Mrs. Rose, sempat-sempatnya menggoda, sudah malam ini. Terimakasih perhatiannya ya.” sahutku sambil tersenyum.

Aku menutup pintu kamarku, 

syukurlah Mrs. Rose tidak mengejar aku dengan pertanyaan macam-macam.

Aku harus melaporkan keadaan ini kepada Henry.

“Henry, Henry… ini Moi.”

Tak berapa lama terdengar suara, “Iya Moi ada kabar apa semalam ini?”

Aku menceritakan semua kejadian yang kualami kepada Henry.

“Kita berhitung Moi, bila ada Alfa, Bravo, Charlie, Delta, dan Gamma, sedikitnya ada lima orang yang hebat disana, entah siapa dia.” terang Henry membuatku cemas, ada 5 orang yang akan membuat kerusuhan ? “Siapa sajakah mereka?

Bila orang luar mana mungkin bisa masuk ke pulau Chimera kecuali saat duel nanti seminggu lagi, banyak tamu mendarat di Chimera. Apakah mereka menyerbu pulau, lalu untuk apa?” aku mencoba menganalisa.

“Tetapi dari ceritamu jelas-jelas kamu disebut bocah magang. Mereka kenal kamu dengan pasti Moi, dan juga menyebut aku sebagai pesolek yang mengajarimu telepati, padahal kamu kan tidak pernah bercerita tentang kemampuanmu bertelepati dengan siapapun bukan?

Ini bukan orang jauh dan pastilah penghuni pulau ini.”

Aku tertegun, perkataan Henry sangat tepat, siapa yang bisa mengetahui secara pasti bahwa aku seorang gadis magang?Belajar telepati dengan si pesolek alias Henry? 

Bahkan kepada Mrs. Rose-pun aku menutupi soal kemampuanku bertelepati.

“Apabila banyak yang terlibat di sini Henry, menurutmu siapa saja mereka?

Mengapa harus membunuh?”

“Yang terpenjara di sini pasti yang mau mengadakan kekacauan dengan pembunuhan, Moi.

Kau tinggal berpikir siapakah mereka, mungkin juga penguasa disini, aku tidak tahu apa alibinya. Seperti politik bumi hangus di perang Vietnam Moi, sedesa dihabiskan supaya tidak ada saksi mata yang hidup lagi.” kata Henry menambah kebingunganku.

“Momentumnya kapan itu juga jadi beban pikiranku Moi, mereka ingin segera melaksanakannya dengan segera.”

“Bila ingin segera ya hari ini atau besok pagi, Henry.Sebelum Tuan Jonah datang, itu kesempatan yang bagus sebenarnya, penjagaan tanpa pimpinan.Tidak mungkin saat pertarungan karena banyak orang, masak mereka mau menghabisi seluruh orang termasuk tamu-tamu?

Bila besok tidak ada kejadian berarti persekongkolan mereka akan dilaksanakan sesudah tamu-tamu pulang.”

“Intinya kita harus bersatu Moi, kita tidak tahu siapa musuh kita, sambil kau renungkan bagaimana Alfa bisa melontarkanmu dari jarak jauh.Sekarang tidurlah, supaya kekuatanmu pulih, Selamat malam sayangku.”Henry berpamitan.

Aku mencoba memejamkan mataku malam itu, seluruh tubuhku terasa sakit semua.

Kekuatan Alfa yang dahsyat membuat dampak yang besar bagi fisik dan mentalku.

Beberapa jam kemudian aku terlelap, dan aku mulai bermimpi, aku berada di tengah hutan.

Hutan yang lebat dengan nuansa kegelapan, di sana nampak suatu bangunan yang menjulang tinggi, ternyata sebuah mercusuar.

Suasana hutan yang gelap dan seolah ada yang mengikutiku, membuatku lari ke arah mercusuar itu, aku mendorong pintunya dan masuk ke dalamnya.

Aku menutup pintunya, lalu berjalan ke arah tangga, tangga mercusuar nampak tinggi sekali menjulang ke atas.

Tiba-tiba pintu terbuka dengan paksa, nampak serombongan sosok menakutkan menyeruak masuk, mengejarku, aku berlari menaiki tangga yang seolah tidak berujung.

Sosok-sosok yang mengejarku nampak seperti orang yang tidak jelas, tertutup bayang hitam dengan tubuh kotor, dengan baju yang compang-camping, tangan mereka menggapai-gapai hendak meraih diriku.

Di dalam mimpiku aku sadar ini mimpi buruk, aku berusaha tenang sambil mengejek orang-orang yang berusaha menggapaiku, ini mimpi! 

Aku berteriak pada mereka, “Ini mimpi, dan ini mimpiku!Kalian tidak berhak atas mimpiku! Aku akan bangun dan kalian tidak bisa menggapaiku.”

Aku meronta, dan kurasakan mataku seperti lekat terkena lem. 

Kupaksa membuka mataku yang terkatup erat, sesaat kemudian mataku terbuka!

Aku lolos dari mimpi buruk itu.Kelegaan menerpa tubuhku, aku berhasil menaklukkan mimpi buruk dengan keluar paksa menggunakan kemampuan penalaranku.

Satu hal menggembirakan yang kudapati, kemampuan mengendalikan otakku mulai berkembang. 

Seperti yang aku pelajari tentang fenomena lucid dream, aku punya kendali atas mimpiku.

Aku melihat jam, masih pukul 5.30 

Sudah pagi dan aku bangun untuk mulai beraktivitas.

***

Satu jam kemudian Mrs. Rose dan aku sarapan pagi di ruang makan, wanita cantik itu terlihat segar, seolah hidupnya sangat sedikit masalahnya.

“Mrs. Rose kapan Tuan Jonah balik kesini lagi?” aku bertanya supaya dengan Tuan Jonah datang suasana lebih aman.

“Nanti siang Moi, kelihatannya Dragono juga bisa balik kesini.” jawabnya sambil menyendok makanan.

“Pak Dragono sudah bisa dinas lagi disini? Wah recovery nya cepat sekali.”Aku keheranan mendengar Dragono bisa balik ke Chimera, padahal dagunya patah dan barusan dioperasi.

“Iya, Dragono sekuat badak, dan Tuan Jonah takut disini kekurangan prajurit dan tidak ada yang mengatur mereka.” 

Aku terdiam, teringat kejadian semalam, aku dipecundangi oleh Alfa, sementara Dragono cedera karena Vicko, dan Codi menjadi cacat karena Rado.

Pulau Chimera ini benar-benar membuat aku merasa terteror.

“Hei, kok kamu masih pagi sudah melamun, Moi?”  

Mrs. Rose menegurku 

yang hanya memainkan sarapan pagiku 

tanpa menyantapnya.

“Oh, Mrs. Rose.  

Moi sungguh lelah. Tewasnya Degardo, 

lalu Dragono dan Codi terluka parah…

lalu siapa lagi berikutnya?”

“Aku sudah lebih banyak melihat darah dari kamu, Moi. 

Kita tidak memiliki wewenang atau sedikitpun kekuasaan untuk mengatur tempat ini.  

Lebih baik habiskan makananmu, jaga kondisi tubuh kita tetap sehat, dan..siapa tahu, kita bisa keluar dari tempat ini, secepatnya.”

Aku menatap Mrs. Rose dengan terkejut.Mrs. Rose yang anggun dan selalu tenang itu. Mrs. Rose yang selalu tertawa dan santai …

ternyata ia mungkin juga sudah muak dengan tempat ini dan rindu untuk pergi dari sini.

Aku mendekatkan wajahku ke wajah Mrs. Rose dan bertanya dengan perlahan-lahan, “Tumben Mrs. Rose ingin keluar dari sini?Bukankah nanti Dragono sudah datang?Apakah Mrs. Rose apakah pernah diancam oleh Tuan Jonah?Atau muak akan adanya pertarungan maut lagi?”

Mrs. Rose melirikku, “Perasaan ku campur-campur Moi, kadang kesepian juga melanda diriku, tapi sebenarnya yang membebani memang pertarungan maut itu, yah mau bagaimana lagi?

Konsekuensi bekerja di tempat paling rahasia di negara ini, ya seperti inilah.”

Konsekuensi bekerja di tempat paling rahasia di negara ini?Seperti inilah?

Aku merasa menjadi orang terbodoh sedunia saat mencoba mencerna kalimat dari Mrs. Rose.

Drrdtt …

Tiba-tiba terdengar suara helikopter diatas kami.

“Tuan Jonah sudah datang Moi, kelihatannya dipercepat kedatangannya, ayo habiskan sarapanmu.” kata Mrs. Rose.

Saat ini kedatangan Tuan Jonah justru melegakan bagi diriku, karena keamanan pulau menjadi lebih terarah dan seorang Tuan Jonah, aku yakin sanggup meredakan gejolak di pulau Chimera ini.

Aku dan Mrs. Rose segera menyongsong keluar melihat siapa saja yang datang selain Tuan Jonah.

Kami berdua berdiri di depan pintu masuk dekat pos penjagaan utama.

Helikopter militer berwarna hijau nampak mulai mendarat dengan perlahan.

“Mrs. Rose dan Miss Moira mohon agak minggir, ke arah luar ya, karena Tuan Jonah membawa petarung yang kita tidak tahu emosinya seperti apa.” prajurit Rupert memberikan perintah kepada kami untuk menjaga jarak.

Dari jauh terlihat helikopter yang sudah mendarat dan menurunkan penumpang-penumpangnya, dan dari pihak pulau Chimera prajurit Doni beserta banyak prajurit nampak bersiaga atas kedatangan mereka, di area pendaratan helikopter.

Sesaat kemudian helikopter terbang lagi meninggalkan area landasan.

Sekitar beberapa menit kemudian rombongan berjalan menuju kami, wajah mereka mulai nampak jelas.

Di depan rombongan ada dua orang yang dikawal ketat oleh 6 prajurit, masing-masing 3 prajurit, dua orang yang terikat tersebut kepalanya ditutup kain hitam.

Di belakangnya terdapat Tuan Jonah dan raksaksa gundul Dragono berjalan berdampingan.

Dragono telah kembali!

Tubuhnya yang tinggi besar nampak menyolok ditengah rombongan.

Saat aku mengamati rahang Dragono nampak suatu yang berkilauan, oh ternyata ada logam yang menempel mengikuti bentuk rahangnya, nampak mirip manusia setengah robot penampilannya sekarang.

Sementara paling belakang terdapat tiga prajurit yang membawa barang-barang bawaan dari helikopter.

Dua orang yang ditutupi kain hitam tadi dibawa masuk langsung oleh para prajurit ke dalam gedung Chimera.

Saat itu Mrs. Rose terlihat memandang lurus ke arah Dragono, satu tangan Mrs. Rose mematung sambil memegang dagunya dan satu tangannya lagi bersedekap di dadanya, kulihat tatapan mata Mrs. Rose bersinar-sinar.

Nampak Dragono tersenyum kepada Mrs. Rose.

Mrs. Rose berjalan mendekati Dragono. 

Dragono meraih pinggang ramping Mrs. Rose, mengangkat badannya dengan mudah dan mengecup keningnya, 

“Aku sudah kembali,” katanya.

Mrs. Rose tersenyum dan bersuara lembut matanya saling menatap lekat dengan Dragono, “Selamat datang. Emm, penampilanmu jadi tambah gagah nih.”

Dragono menunjuk pembebat rahangnya. 

“Haha, ini penahan dagu, Rose.Bahannya dari stainless.Kalau daguku sudah menyatu kuat, sekitar setahun alat ini bisa di lepas.”

“Semoga dagumu segera pulih, Dragono,” ucap Mrs. Rose.

Aku melihat segala keakraban mereka.Kalau Mrs. Rose ada di pihak kami, maka Dragono bisa kami tarik menjadi sekutu kami.Tapi, masalahnya, siapa saja Alfa dan teman-temannya yang harus kami hadapi?

Dragono dan Mrs. Rose berjalan berdampingan, tangan kanan Dragono memegang pinggang Mrs. Rose, mereka nampak sangat intim.Aku berjalan canggung di belakang mereka.

“Kami membawa dua penjahat biadab, satu bernama Travis.Ia ahli pisau. Nantinya Travis yang akan menghadapi Vicko. Travis itu kepala gang liar yang sering terlibat alam transaksi narkoba. Beberapa aparat telah tewas dalam upaya menangkap dia. Bisa jadi akan jadi ajang pembantaian Vicko. Vicko bisa tercincang kena sabetan pisaunya. 

Ini sebagai pembalasan atas  apa yang sudah Vicko lakukan kepadaku,” Dragono memegang pembebat dagu stainlessnya.  

“Aku pegang Travis untuk membantai Vicko,” Dragono menggeram.

“Satu lagi bernama Kenrock, tangan kanan kepala kurir narkoba ibukota, seminggu yang lalu merupakan nasib buruknya, tertangkap oleh tim kita. Sudah puluhan tahun dia sangat licin tidak tertangkap bahkan polisi kita banyak yang tewas di tangan anak buahnya.”

“Semoga tidak ada pertarungan lagi disini, andaikan bisa, aku ingin sekali agar tempat ini tidak menumpahkan darah siapapun lagi,” ucap Mrs. Rose.

“Hmm, pada dasarnya aku setuju denganmu Rose, tapi khusus untuk Vicko, aku sangat ingin dia sekarat dan mampus di arena.Jangan lolos dan punya kewarganegaraan baru, seperti yang dijanjikan Tuan Jonah.”

Karena jengah dengan percakapan mereka aku berbelok balik ke kamarku.

*****

Sekitar satu jam aku berada di kamar sambil mempelajari fenomena metafisika dari file top secret Chimera yang sudah aku simpan di laptopku, terdengar ketukan.

Tok … Tok … Tok …

“Moi, kau di cari Tuan Jonah.” suara Mrs. Rose dari luar.

“Ada apa Mrs. Rose?Tumben Tuan Jonah buru-buru ingin bertemu dengan Moi.” kataku sambil membuka pintu.

“Ayo ikut ke ruang penjagaan utama, ada sedikit briefing dari Tuan Jonah tentang hal yang baru.” jawab Mrs. Rose.

Setelah aku mematikan laptopku, aku dan Mrs. Rose berjalan ke samping depan ke arah ruang penjagaan utama, dimana biasanya Jeff ada disana.

Dalam ruangan itu Tuan Jonah, Jeff dan Dragono berada.

Aku memasuki ruangan dengan jengah saat tiga pasang mata melihatku.

“Bocah, di ruang belakang barusan dipasang mik, letaknya di atas, ada beberapa mik terpasang jadi semua pembicaraan dari semua sel bisa terdengar, beserta gambar dari CCTV.

Ini perintah dari pusat bahwa kau harus mengamati fenomena hari-hari sebelum tahanan mati.”

“Maksud Tuan Jonah? 

Moi belum menangkap maksudnya.” tanyaku grogi.

“Kau diperintahkan untuk mengamati perilaku masing-masing tahanan nantinya Moi, besok siang kan mereka bertarung, nah siapapun yang kalah kau bisa pelajari tingkah lakunya.” jelas Mrs. Rose yang membuatku semakin bingung karena ketakutan.

Aku terdiam, antara kengerian, kebingungan, 

juga ketakutan melandaku berbarengan.

Mungkin belum pernah ada penelitian perilaku manusia yang bakal meninggal esoknya karena dipertarungkan selain tugas gila seperti ini yang dibebankan kepadaku.

“Lalu Moi disuruh apa?” tanyaku masih bercampur keraguan dan kebingungan.

“Begini bocah, militer butuh pengamatan perilaku orang yang besoknya tewas, memang ada rekamannya di CCTV nantinya, kau pelajari, seperti firasat apa, 

tingkah laku apa yang terjadi sebelum besoknya tewas.

Begitu saja kok bingung.”Dragono ikut menerangkan.

“Bagi militer untuk apa gunanya pak?” aku bertanya lagi karena benar-benar keheranan mengapa ada tugas yang mengerikan seperti ini.

“Hoi bocah magang, 

gunanya banyak untuk militer, contohnya begini, bisa jadi kekalahan pasukan bila ada firasat buruk atau orang yang sudah tidak percaya diri lagi kepada apa yang dihadapi besok waktu perang.

Tanpa buang waktu lagi, orang yang sudah ada firasat kematian jangan maju perang atau disuruh tinggal di rumah, bocah.” ujar Dragono tidak sabar.

“Uuh kebanyakan omong, rahangku jadi sakit, kau lanjutkan saja Jeff.” lanjutnya sambil memegang stainless penopang dagunya.

“Kalau kau bingung bisa minta bantuanku Moi, ini dikenal dengan death instinct nya Freud.Kita pahami sesudah besok keluar pemenangnya. Nanti bisa kita lihat lewat  laptopmu Moi, biar Jeff memberikan password WiFi-nya kepadamu.” 

Aku baru sedikit sadar yang diminta oleh pimpinan tuan Jonah ialah mengamati orang yang bakalan tewas besok, dengan melihat perilakunya hari ini.

“Kode WiFinya Little_bill supaya gampang mengingatnya, dan tidak kuganti sampai lusa pagi, karena kehormatan bagimu dan ini menyangkut tugasmu oke?” ujar Jeff seolah meledek aku.

Aku sudah tidak sanggup berkata-kata lagi, walau julukan adikku dijadikan password WiFi oleh Jeff, tugas menjijikkan sudah harus kuterima, mengingat ini adalah suatu kesempatan, masih ada keamanan di pulau Chimera sampai tamu-tamu pulang besok. Entah sampai kapan pulau ini bertahan aman.

“Aah daripada bengong, praktek langsung saja, ini demo videonya boss,” kata Jeff mengarah padaku sambil menunjuk ke layar lcd sementara satu tangannya memutar tombol.

“Suara sudah on sekarang.”

Aku melihat di layar tampilan sel-sel dibelakang dan terdengar suara-suara,

“Itu Kenrock yang tinggi besar memakai kaos putih, rambutnya kuncung.

Lalu yang berwajah tirus rambut gondrong, bermata sipit berkaos merah namanya Travis.” jelas Jeff sambil zoom satu-persatu penghuni baru.

Jeff kembali memutar tombol yang ada di samping kirinya, dari suara yang lirih berubah menjadi keras, rupanya para penghuni baru berteriak-teriak.

“Hooi, Jonah!  Lepaskan aku segera, sebelum teman-temanku datang dan menghancurkan tempat ini rata dengan tanah,” terdengar si kaos putih, Kenrock berteriak sambil memukul-mukul teralisnya dengan telapak tangan.

Sel Kenrock terletak sebelah persis sel Henry, lalu sebelah sel Kenrock dihuni Travis.Tuan Jonah dan Dragono yang memperhatikan layar tidak bergeming, bahkan seulas senyum ada di bibir mereka, seolah geli mendengar teriakan putus asa Kenrock.Duo bengis yang kompak.

”Hei, Jonah, jangan tuli kau! Jawab aku! Lepaskan aku dari sini, kau tidak berhak memperlakukan aku seperti ini! Ini ilegal!” seru Kenrock meneruskan protesnya.

“Hoi penjaga, berikan hak-hakku sebagai warganegara.Aku ingin kontak pengacaraku, akan kutuntut kalian semua.” serunya sambil menunjuk-nunjuk dua prajurit yang berjaga didepannya.

“Ilegal katanya, hahahaha memang narkotika yang dijualnya legal?Hahaha.”Jeff tertawa terbahak-bahak.

Saat aku melihat gaya arogan Kenrock dan perawakannya yang tinggi besar, aku merasa bersimpati kepada Leman yang besok harus berduel dengan Kenrock.

Dua pria yang tidak saling kenal ini bakalan mempertaruhkan nyawa satu-satunya demi ambisi Tuan Jonah meraup banyak uang.

“Penjaga, kau pikir aku ini sejenis anjing apa? Kau kerangkeng aku disini, penjaga keluarkan aku, aku bayar berapapun kau minta! Kalian ikut aku saja di ibukota, aku jamin keluarga kalian.”Kenrock kembali berteriak-teriak.

“Tuan Jonah apakah tidak sebaiknya mereka dikembalikan ke ibukota, di proses secara hukum yang berlaku, daripada marah-marah disini?” Aku memberanikan bertanya kepada Tuan Jonah karena sudah tidak tahan lagi dengan protes dari Kenrock.

“Memangnya selama ini kau pikir dirimu siapa?” tukas Tuan Jonah.

“Kau pikir mereka ini orang baik? Kau keliru bocah! Mereka semuanya penjahat negara.Sudah sepatutnya mereka di habisi dan di lenyapkan dari negara ini.

Mereka meracuni masyarakat dengan narkotik.

Belum lagi aparat negara yang tewas dan cacat saat akan menangkap anak buahnya. Apa kau pikirkan aparat serta keluarga dari aparat itu bocah? Kalau Kenrock dan Travis disidangkan, hukumannya bisa meringankan bahkan bebas karena mereka bermain rapi, didukung pengacara dan perangkat hukum yang sudah dibelinya.Masyarakat dan negara akan berterima kasih kepadaku, karena aku sudah membuat penjahat di negara ini berkurang.”

“Sikap Anda serta perlakuan para prajurit yang membuat mereka menjadi liar, pemarah, pendendam serta agresif,” ujarku.

“Lalu mereka harus diapakan bocah?Diterapi , 

di hipnoterapi? 

Masuk rumah rehabilitasi?Diceritakan dongeng fabel, dibelai-belai, dipeluk-peluk mesra, dikalungi syal orange seperti kelinci?” Ujar Tuan Jonah sambil tetap melihat layar lcd. Ucapannya menyindir semua yang kukerjakan di pulau ini.

“Sebaiknya kau lakukan saja yang diperintahkan pusat kepadamu, boss. Bagus lho bisa mengamati perilaku manusia sebelum kematiannya, probabilitasnya kan 1:1, dipertarungkan satu menang, satu mati. 

Enak kan tinggal mengamati perilaku yang bakalan mati lewat rekaman CCTV. Bahkan junjunganmu si Fraud tidak bisa mendapat kesempatan sebaik ini, siapa tahu kajianmu tentang death instinct terbaik sedunia.”Jeff menimpali sambil mengolok aku, memanggilku boss, dan dengan sengaja menyebut bapak psikologi Freud dengan Fraud.

“Kau keterlaluan Jeff! Kepandaianmu tak melebihi diriku! Kita punya kemampuan masing-masing! Hargai keilmuan lain, jangan seenak jidatmu sendiri!” Akhirnya kemarahanku meledak kepada Jeff.

“Lho kan benar, boss.Yang penting kau mengerjakan tugasmu, jangan menyebar ke orang yang tidak kompeten, aku mengerjakan tugasku.Jangan dibikin panjang urusannya.” jawab Jeff santai seolah tidak ada masalah apapun tentang ucapannya.

“Apa maksudmu menyebar ke orang yang tidak kompeten? Apa bocah ini membocorkan rahasia disini kepada orang luar?” tanya Dragono sambil berpaling kepada Jeff.

GLOSSARY :

Lucid dream atau mimpi sadar adalah sebuah mimpi ketika seseorang sadar bahwa ia sedang bermimpi. Istilah ini dicetuskan oleh psikiater dan penulis berkebangsaan Belanda, Frederik Willem van Eeden (1860–1932).Ketika mimpi sadar, si pemimpi mampu berpartisipasi secara aktif dan mengubah pengalaman imajinasi dalam dunia mimpinya.Mimpi sadar dapat terlihat nyata dan jelas.

Sebuah mimpi sadar dapat muncul melalui dua cara. Mimpi sadar akibat mimpi (dream-initiated lucid dream; DILD) berawal sebagai mimpi biasa, dan si pemimpi langsung menyimpulkan bahwa ia sedang bermimpi, sementara mimpi sadar akibat terjaga (wake-initiated lucid dream; WILD) terjadi ketika si pemimpi pindah dari keadaan terjaga biasa ke keadaan bermimpi tanpa mengalami ketidaksadaran.

Mimpi sadar telah diteliti secara ilmiah dan keberadaannya sudah diakui.

Fenomena seseorang bisa bangun tidur pagi sesuai jam yang diharapkan, walaupun tanpa bantuan jam alarm atau orang lain yang membangunkannya adalah salah satu contoh kesadaran pikiran seseorang dalam mengelola tidur serta mimpinya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *